Jumat, 27 Januari 2012

Cara Mengatasi Ikan yang sakit

Tindakan pencegahan sebenarnya sebagai salah satu unsur yang terkait dengan didalam pola teknik budidaya ikan serta perlu dilaksanakan selama kegiatan produksi ikan, yakni sejak persiapan kolam hingga kegiatan lepas panen ikan.

Air yang digunakan untuk budidaya umumnya berasal dari irigasi yang pemamfaatannya bukan haya untuk perikanan, tetapi juga untuk berbagai keperluan, misalnya bercocok tanam padi (sawah), rumah tangga, dan keperluan lainnya. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan air yang digunakan sudah tercemar oleh limbah pertanian da juga rumah tangga ataupun industri lainnya.

Untuk menghindari terjadinya penyakit akibat kualitas air yang kurang baik, sebaiknya air yang digunakan untuk budidaya dianalisis dahulu. Analisis air ditujukan terhadap sifat fisika air, sifat kimia air, dan keadaan biota air lainnya, khususnya makhluk hidup yang berpotensi untuk mengganggu kehidupa ikan, baik berupa pemngsa (predator), penyaing (competitor), ataupun jasad penyebab penyakit (pathogen).

Diantara sifa-sifat fisika dan kimia air yang penting diketahui dan memenuhi syarat untuk suatu usaha budidaya ikan adalah :

Suhu : 25 – 32oC

Kekeruhan : 30 – 60 Cm

Oksigen Terlarut : 5 mg/l

CO2 maksimal : 60 mg/l

pH : 6,5 – 9,0

Amoniak (NH3) : < 0,5 mg/l

Asam belerang (H2S) : < 1 mg/l

Parameter kualitas air tersebut supaya dipertahankan agar tetap dalam kondisi yang sesuai untuk kehidupan ikan. Untuk mencegah penurunan kualitas air hendaknya dihindari pemupukan yang berlebih, pemberian pakan yang tdak sesuai, padat penebaran yang terlalu tinggi, serta pencegahan agar tidak ter jadi pencemaran oleh bahan-bahan lain yang berbahaya.

Tindakan penanggulangan penyakit ikan melalui pengobatan diupayakan agar ikan sembuh, tanpa membahayakan keselamatan ikan karena keracunan obat. Untuk itu, perlu diketahui gejala-gejala umum yang timbul kemudian dilakukan diagnosis untuk menemukan factor penyebabnya. Setelah itu barulah ditentukan cara pengobatannya. Setelah diketahui secara pasti jenis penyakit yang meyerang ikan barulah kita tentukan jenis obat serta dosis yang akan digunakan secara tepat, sehingga tercapai efisiensi penggunaan obat dan efektivitas pemberantasannya.

Pada umumnya ikan yang sakit dilakukan tindakan karantina yang bertujuan agar ikan yang sehat tidak tertular oleh ikan yang terserang penyakit. Kemudian ikan yang sakit dilakukan diagnosis secara endo dan ekto yang kemudian menentukan pengobatan berdasarkan dengan jenis penyakit. Obat yang dapat digunakan adalah :

1. Antibiotik

Pada umumnya obat ini digunakan untuk penyakit bacterial yang daplikasikan dengan cara perendaman, penyuntikan, maupun pengobatan melalui pakan. Contoh obat-obat antibiotic adalah tetrasiklin, kemistin, oksitetrasiklin HCl, streptomisin, sulfamerizin, sulfanomid.

2. Desinfektan

Digunakan untuk jenis penyakit tertentu dan juga digunakan untuk membersihkan sarana dan alat-alat budidaya. Contohnya adalah garam dapur (NaCl), cairan karbol, PK (KMnO4).

3. Insektisida

Jenis insektisida yang dapat digunakan untuk memberantas parasit ikan adalah insektisida golongan organofosfat.

4. Obat oles

Obat oles yaitu obat0-obat yang digunakan manusia, terutama untuk mengobati luka-luka.obatan ini berbentuk cairan, pengguanaanya dalam pengobatan ikan harus diencerkan dahulu hingga 10 kali. Obat ini digunakan untuk melepaskan ektoparasit seperti Argulus sp. Contohnya adalah obat merah (jodium tinctuur, mercurochrom).

5. Obat lain-lain

Justru obat-obat inilah yang sering digunakan untuk mengobati ikan yang sakit. Sebagian besar berbentuk serbuk, bersifat racun, dan harganya relative mahal. Obat-obat yang dimaksud dan sudah di kenal luas adalah malachyt green, methylene blue, copper sulfat (CuSO4), PK (kalium permanganat), rivanol, bromex, formalin, HCl quinine, chinine triflavin, garam ammonia (NH4Cl) dan kalium bikromat.

Ikan yang sakit diobati dengan jenis obat berdasarkan jenis penyakitnya, setelah sudah sembuh ikan kembali dilepaskan atau dimasukan kembali ke kolam pemeliharaan.

7 Makanan Yang Bisa Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Menurut para ahli kesehatan dengan pendekatan holistik alami, menjaga kekebalan tubuh sebenarnya dapat dimulai dengan memelihara dan mempertahankan kesehatan sistem pencernaan.

Dengan kondisi sistem pencernaan yang baik, penyerapan nutrisi dari setiap makanan yang dicerna menjadi lebih mudah. Pencernaan yang sehat juga dapat menetralisasi racun serta melawan bakteri dan virus yang membahayakan tubuh.

Supaya sistem pencernaan tetap oke, ada banyak cara bisa dilakukan selain makan secara teratur dengan gizi berimbang. Salah satunya adalah mengonsumsi jenis-jenis makanan yang meningkatkan kekebalan. Berikut adalah tujuh jenis makanan yang membuat tubuh Anda secara alami mampu menolak penyakit.

Bawang Putih
Bahan aktifnya, allicin, berperan sebagai anti virus dan anti bakteri. Zat ini dapat membersihkan liver sehingga pada gilirannya akan membersihkan darah serta merangsang produksi sel darah putih.

Jahe
Tumbuhan ini mengandung sejumlah zat penting yang dapat menghangatkan tubuh, membuat badan berkeringat, mengatasi demam, dan menetralisasi racun. Jahe juga memicu pelepasan lendir dan efektif untuk melegakan pernapasan dan saluran paru. Jahe juga sering digunakan untuk obat sakit perut karena fungsinya sebagai pembersih.

Madu
Cairan ini adalah antibiotik alami sekaligus sebagai antiseptik. Madu juga mengandung zat pemacu kekebalan tubuh serta beragam vitamin dan mineral seperti B-kompleks, vitamin C, D, E, dan propolis. Madu juga dapat mengatasi problem tenggorokan, alergi, asma, dan masalah pernapasan lainnya berkat kemampuannya mengatasi iritasi.

Cayenne
Makanan yang satu ini memiliki kadar vitamin C, A, B, kalsium, dan potasium tinggi. Selain itu, cayenne juga bisa merangsang sirkulasi darah dan dikenal dapat mengobati sejumlah penyakit pencernaan.

Acidophilus dan Bifidus
Dikenal sebagai bakteri baik, mikroba ini berperan menekan pertumbuhan bakteri jahat dalam usus, memperbaiki fungsi kekebalan serta merangsang produksi vitamin K. Dua jenis bakteri ini dapat ditemukan dalam yogurtatau kefir.

Sayuran Hijau
Sayuran berwarna hijau gelap seperti kale, swiss chard, dan bayam mengandung vitamin B12, asam folat, potassium, vitamin A, C, dan K, yang semuanya dikenal bisa meningkatkan kekebalan tubuh.

Asam dan Alkalin
Campuran asam atau alkalin yang seimbang diklaim memperbaiki pencernaan dan membantu penyembuhan. Contohnya, Anda dapat membuat minuman perasan lemon yang dicampur air hangat.

EKSTRAK DAUN SIRIH, SAMBILOTO DAN JAMBU BIJI UNTUK PENYAKIT IKAN

Penyakit MAS atau Motile Aeromonad Septicaemia masih menjadi wabah di budidaya ikan air tawar sampai sekarang, dan banyak menyerang jenis ikan lele. Bakteri patogen yang menjadi penyebab penyakit ini resisten terhadap berbagai jenis antibiotik.

Invensi ini adalah antibiotik alami dengan menggunakan ekstrak daun sirih, daun jambu biji dan sambiloto, yang selain ramah lingkungan juga dapat meningkatkan daya tahan (imunitas) ikan.
Bahan pembuat antibiotik mudah didapat dan dibudidaya, proses pembuatan juga mudah dan lebih murah dari antibiotik komersil lainnya. Antibiotik ini bukan saja dapat mengobati, tetapi juga dapat mencegah ikan sakit MAS dengan dosis lebih rendah, saat kondisi ikan lemah.

Mengapa?
• Bersifat antibakteri tanpa menyebabkan resistensi pada bakteri patogen
• Bersifat anti radang, penyembuhan MAS cepat
• Meningkatkan daya tahan ikan
• Ramah lingkungan
• Proses produksi murah dan sederhana
• Penggunaannya praktis, dapat digunakan untuk anak ikan maupun ikan dewasa
• Bahan baku mudah didapatkan

Pelet berfaksin imunoglobin yang anti aeromonas Hydrophilia

Imunoglobulin A (IgA) adalah antibodi yang memainkan peran penting dalam kekebalan mukosa. IgA lebih banyak diproduksi dalam lapisan mukosa dari semua jenis antibodi gabungan;[1] antara tiga dan lima gram disekresikan ke dalam lumen usus setiap hari. [2] Hal ini berakumulasi sampai 75% dari total produksi imunoglobulin di seluruh tubuh. [3]

IgA memiliki dua subclass (IgA1 dan IgA2) dan bisa ada dalam bentuk dimer IgA sekretorik yang disebut (sIgA). Dalam bentuk sekretori nya, IgA adalah utama imunoglobulin ditemukan dalamsekresi mukosa , termasuk air mata , air liur , kolostrum dan sekresi dari saluran genitourinari ,saluran pencernaan , prostat dan epitel pernapasan . Hal ini juga ditemukan dalam jumlah kecil dalam darah. Komponen yang keluar dari sIgA melindungi imunoglobulin dari yang terdegradasi oleh enzim proteolitik, sehingga sIgA dapat bertahan hidup di keras saluran pencernaanlingkungan dan memberikan perlindungan terhadap mikroba yang berkembang biak di dalam sekresi tubuh. [4] IgA adalah aktivator miskin sistem komplemen , dan opsonises hanya lemah. Itsrantai berat adalah dari jenis α.



Aeromonas hydrophila adalah heterotrofik , Gram-negatif , berbentuk batang bakteri, terutama ditemukan di daerah dengan iklim yang hangat. Bakteri ini juga dapat ditemukan di segar, garam, laut, muara, terklorinasi, dan un-diklorinasi air. Aeromonas hydrophila dapat bertahan di dalamaerobik dan anaerobik lingkungan. Bakteri ini dapat mencerna bahan seperti gelatin , danhemoglobin . Aeromonas hydrophila diisolasi dari manusia dan hewan pada tahun 1950. Bakteri ini adalah yang paling terkenal dari enam spesies Aeromonas. Hal ini juga sangat tahan terhadap berbagai obat, klorin, dan suhu dingin.


Pembuatan vaksin pada umumnya dilakukan dengan meminjam inang yang sehat untuk ditularkan penyakit atau unsur yang berbahaya, agar terbentuk antibodi yang dapat digunakan untuk menyembuhkan. Hal ini direplikasi secara berbeda dengan cara meminjam ayam yang sehat untuk menghasilkan kuning telur dengan anti bakteria Aeromonas hydrophia yang menyerang ikan air tawar.
Telur yang dihasilkan akan diuji dan diseleksi kuning telurnya yang mengandung Imunoglobulin Y yang dicampurkan ke dalam pelet pakan ikan. Ikan yang mengkonsumsi pelet tersebut terbukti kebal terhadap infeksi bakteri dan pemberian selama 14 hari pada dosis rendah mampu menekan kematian sampai 0%. Pemberian selama 30 hari menunjukkan hasil yang lebih baik lagi.

Mengapa?
• Teknologi sederhana aplikatif
• Tepat guna dan sasaran
• Ekonomis dan bernilai bisnis
• Menghasilkan pelet dengan antibakteria Aeromonas hydrophia
• Peningkatan nilai guna pelet/pakan
• Ramah lingkungan


Manfaat Kombinasi ekstrak daun ketapang

Klasitikasi ikan patin menurut Rainboth (1996) dalam Savela (2004),
adalah sebagai berikut :
Filurn : Chordata
Kelas : Pisces
Sub Klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasionodon
Spesies : Pangasionodon hypopthalmus
Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan yang saat ini banyak
dibudidayakan, karena memiliki prospek yang cerah dan diminati masyarakat
sehingga harga jualnya tinggi. Selain itu ikan patin memiliki kelebihan yaitu rasa
dagingnya lezat dan gurih, ukuran per individunya besar, tingkat perturnbuhan
cepat dan mudah untuk dibudidayakan. Ikan patin cukup potensial untuk
dibudidayakan di berbagai media pemeliharaan. Media pemeliharaan kolarn,
keramba dan jala apung dapat digunakan untuk memelihara ikan patin (Susanto
dan Amri, 1999).
Ikan patin pertarna kali didatangkan dari Bangkok ke Indonesia pada tahun
1972 (Anonimous, 2005 dalam Lesmanawati, 2006). Ikan ini memiliki ciri-ciri
badan memanjang benvama putih seperti perak dengan punggung benvama
kebiruan. Panjang tubuhnya bisa mencapai 120 cm. Kepala patin relatif kecil
dengan mulut terletak diujung kepala sebelah bawah, yang menandakan bahwa
ikan patin termasuk ikan dasar dan pada sudut mulutnya terdapat dua pasang
sungut pendek yang berhngsi sebagai peraba (Susanto dan Amri, 1999).
Ikan patin bersifat noktumal (aktifitas di malam hari) dan termasuk ke
dalam golongan ikan omnivora atau ikan pemakan segala. Di alam makanan ikan
patin antara lain ikan-ikan kecil, cacing, detritus, serangga, biji-bijian, udang kecil
dan moluska. Habitat ikan patin adalah sungai-sungai besar dan muara sungai
yang terbesar di Indonesia, India, dan Myanmar.

Bakteri Aeromonas hydrophila
Bakteri Aeromonas hydrophila umumnya hidup di air tawar yang
mengandung bahan organik tinggi. Ciri utama bakteri A. hydrophila adalah
berbentuk batang, berdiameter 0,3 - 1,O mikrometer dan panjang 1,O -3,5
mikrometer, bersifat Gram negatif, hidup pada temperatur optimal 22 - 2g°C,
gelatinase positif (Holt et a[., 1994). Selain itu bakteri ini juga bersifat fakultatif
aerobik (dapat hidup dengan atau tanpa oksigen) yang mengubah karbohidrat
menjadi asam dan gas, tidak berspora, bersifat motil (bergerak aktif) karena
memiliki flagel (Monotrichous flagella) yang keluar dari salah satu kutubnya,
koloni bakteri ini pada media agar benvarna putih kekuningan, bentuk bulat
cembung, oksidase sitokrom dan reaksi katalase positif. Bakteri ini senang hidup
di lingkungan perairan bersuhu 15 - 30°C dan pH antara 53-9 (Ghufran dan
Kordi, 2004). A. hydrophila merupakan bakteri agen penyebab penyakit BHS
(Bacterial Hemorrhagic Septicemia) atau MAS (Motil Aeromonad Septicemia)
(Irianto, 2005).
Bakteri A. hydrophila menyerang hampir semua jenis ikan air tawar dan
merupakan organisme oportunis karena penyakit yang disebabkannya mewabah
pada ikan-ikan yang mengalami stres atau pada pemeliharan dengan padat tebar
tinggi. Serangan bakteri ini bersifat laten (berkepanjangan), sehingga tidak
memperlihatkan gejala penyakit meskipun telah dijumpai pada tubuh ikan.
Serangan bakteri ini baru terlihat apabila ketahanan tubuh ikan menurun akibat
stres yang disebabkan menurunnya kualitas air, kekurangan pakan atau
penanganan ikan yang kurang baik. Menurut Amlacher (1961) dalam Snieszko
dan Axelrod (1971) terdapat empat tingkatan serangan A. hydrophila, yaitu :
1. Akut : Septisemia yang fatal, infeksi cepat dengan sedikit tanda-tanda
penyakit yang terlihat.
2. Sub Akut : Gejala dropsi , lepuh, abses, perdaiahan pada sisik.
3. Kronis : Gejala tukak, bisul, abses yang perkembangannya berlangsung
lama.
4.Laten : Tidak memperlihatkan gejala penyakit, namun pada organ
dalam terdapat bakteri penyebab penyakit.
Tanda-tanda klinis infeksi A. hydrophila bervariasi, tetapi pada umumnya
ditunjukkan dengan adanya hemoragic pada kulit, insang, rongga mulut dan borok
pada kulit yang dapat meluas ke jaringan otot. Secara histopatologis tampak
tejadinya nekrosis pada limpa, hati, ginjal dan jantung (Austin dan Austin, 1993).
Selain itu, ikan yang terserang bakteri A. hydrophila juga memperlihatkan
gejala-gejala bempa : warna tubuh ikan menjadi gelap, kemampuan berenang
menurun, mata ikan msak dan sedikit menonjol, sisik terkuak, seluruh siripnya
rusak, insang benvama merah keputihan, ikan terlihat megap-megap di
permukaan air, kulit ikan menjadi kasat (Ghufran dan Kordi, 2004).
Thune el al., (1982) dalam Angka (2005) menemukan bahwa A.
hydrophila menghasilkan eksotoksin dan endotoksin. Eksotoksin terdiri atas
hemosilin, protease, sitotoksin, dan endotoksin. Karakteristik bakteri A.
hydrophzla di perairan sangat beragam yang disebabkan oleh perbedaan produksi
endotoksin dan eksotoksin yang tidak sama untuk setiap galumya (Angka, 2005).
Munro (1992) dalam Hanafi (2006) mengatakan bahwa endotoksim atau
lipopolisakarida (LPS) dari bakteri Gram negatif adalah toksik karena dapat
menginduksi berbagai kondisi patologi, termasuk shock, hemoragic, fever, dan
kematian.
Strain A. hydrophila juga diketahui memilih R-plasmid, yang diduga
berperan dalam resistensi terhadap antibiotika. Menurut Borrego el a1 (1990)
dalam Martiningsih (1994) strain yang memiliki daya tahan terhadap
antimikrobial, potensi patogeniknya lebih tinggi daripada strain tanpa faktor Rplasmid.

Daun ketapang (Terminalia cattapa L.)
Bahan antibakteri adalah suatu senyawa kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan ataupun membunuh bakteri. Kualitas atau kemampuan daya
antibakterial ini ditentukan oleh aktivitas dan spektrurn zat tersebut terhadap
bakteri (Sanusi, 2000 dalam Agustian, 2007).

aroma seperti

Ekstrak Daun Sirih, Daun Jambu Biji dan Sambiloto untuk Penyakit MAS (Motile Aeromonad Speticaemia) pada Ikan

enyakit MAS atau Motile Aeromonad Septicaemia masih menjadi wabah di budidaya ikan air tawar sampai sekarang, dan banyak menyerang jenis ikan lele. Bakteri patogen yang menjadi penyebab penyakit ini resisten terhadap berbagai jenis antibiotik.

Invensi ini adalah antibiotik alami dengan menggunakan ekstrak daun sirih, daun jambu biji dan sambiloto, yang selain ramah lingkungan juga dapat meningkatkan daya tahan (imunitas) ikan.

Bahan pembuat antibiotik mudah didapat dan dibudidaya, proses pembuatan juga mudah dan lebih murah dari antibiotik komersil lainnya. Antibiotik ini bukan saja dapat mengobati, tetapi juga dapat mencegah ikan sakit MAS dengan dosis lebih rendah, saat kondisi ikan lemah.

  • Bersifat antibakteri tanpa menyebabkan resistensi pada bakteri patogen
  • Bersifat anti radang, penyembuhan MAS cepat
  • Meningkatkan daya tahan ikan
  • Ramah lingkungan
  • Proses produksi murah dan sederhana
  • Penggunaannya praktis, dapat digunakan untuk anak ikan maupun ikan dewasa
  • Bahan baku mudah didapatkan

KENDALA PETANI IKAN AIR TAWAR DI KAMPUNG SUMBERREJO

Ikan air tawar adalah jenis ikan yang biasa hidup di air tawar. ikan inilah yang dipelihara oleh sebagian besar petani ikan di Kampung Sumberrejo kecamatan kotagajah kabupaten lampung tengah. Rata-rata petani ikan air tawar di kampung sumberrejo adalah petani pemula yang latar belakangnya adalah petani padi yang kini mulai beralih menjadi petani ikan karena lahan persawahan yang kurang baik hasil pertaniannya. Para petani mencari solusi membuat lahan persawahan yang ada di dataran rendah menjadi kolam ikan air tawar. Pembuatan kolam air tawar ini menggunakan alat berat exapator yang sengaja di datangkan langsung di lokasi.

Luas lokasi yang ada hingga hari ini sekitar 15 hektar dan hingga detik ini masih ada petani-petani yang membuat kolam baru. sebagaian besar petani ikan air tawar di kampung sumberrejo ini membudidayakan ikan patin, gurameh dan lele.

kendala yang sering di hadapi para petani adalah kurangnya modal pengetahuan masalah budidaya ikan air tawar. Mereka hanya mengandalkan insting mereka serta saling tukar pengalaman dengan sesama petani ikan walaupun terkadang cara yang mereka gunakan salah/tidak sesuai dengan ketentuan namun hingga saat ini panen ikan mereka selalu menguntungkan yang rata-rata keuntungan mereka hingga mencapai 100%.

kendala yang selanjutnya adalah pengairan.
Petani yang mengembangkan budidaya ikan air tawar di kampung sumberrejo yang sebagian besar adalah budidaya ikan patin selalu menemui kendala masalah pergantian air kolam saat air di kolam mereka mulai keruh akibat sisa-sisa makanan yang tidak di makan oleh ikan mereka. Mereka mengganti air kolam mereka dengan langsung mengambil air dari saluran irigasi melalui selang dan masuk ke kolam-kolam mereka.

Selanjutnya kendala yang dihadapi para petani saat ini adalah mahalnya bahan dasar pakan ikan patin. harga bahan dasar pakan ikan patin saat ini relatif mahal
para petani budidaya ikan patin di kampung sumberrejo biasa menggunakan :
1. bekatul; harga per kilo Rp. 2.800,-
2. ikan asin; harga per kilo Rp. 2.500,- sampai 3.000,- tergantung kadar air

2 bahan dasar itulah yang biasa di gunakan oleh petani.
Dalam 1 kolam mereka minimal mereka isi dengan benih ikan patin antara 5.000 ekor hingga 25.000 ekor ikan tergantung luas kolam mereka.

Adapun luas kolam mereka yang terkecila adalah 8 x 12 meter dan yang terbesar adalah ukuran 15 x 45 meter.
Biaya yang dikeluarkan untuk membuat pakan ikan per 1 ekor ikan adalah 2.700 hingga 3.000 rupiah. Hal ini yang membuat petani harus gali lubang tutup lubang. Rata-rata mereka harus meminjam dana di Bank setempat.